Saatnya Tunjukkan Bahwa Penyuluh itu Hebat, Berorientasi Pada Daya Saing

By Admin


nusakini.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono dengan tegas menginstruksikan “Penyuluh saatnya menunjukkan bahwa Anda orang hebat”. Itu arahan utama di Focus Group Discussion (FGD) Penyuluhan Pertanian Menghadaapi era 4.0 Mendukung program Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPSDMP). FGD harus memberikan Rekomendasi kebijakan dan strategi grand design penyuluhan pertanian untuk tercapainya lumbung pangan dunia 2045. (10/09/2019)

Tantangan kita kedepan bagaimana menambah daya saing produk kita. “PR para penyuluh adalah tantangan yang berorientasi daya saing”. Ujar Momon Rusmono. “Penyuluh kedepan harus berbasis IT. perkembangan iptek itu harus bisa di implementasikan oleh petani. “Tugas FGD ini temukan cara bagaimana percepatan diseminasi ke tingkat petani”. Tegas Momon Rusmono.

Perkembangan alsintan modernisasi pertanian telah merubah paradigma petani. Praktis dalam menanam mengolah sampai pascapanen dan pemasaran hingga suatu saat buruh tani itu akan hilang. Sehingga di tingkat petani hanya ada petani sebagai pengusaha dan buruh tani yang berubah tenaga kerja berdasarkan kompetensi.  

SDM penyuluh kedepan salah satu kompetensinya ya adalah IT. “Kalau tidak ya tidak akan nyambung” Ujar Momon Rusmono. Fasilitasi sarana prasarana pun harus IT. Penyuluh juga membutuhkan pelatihan-pelatihan yang berikaitan dengan revolusi industri 4.0. “Rancang pelatihan untuk implementasi FGD hari ini. Kelembagaan petani poktan, gapoktan adalah database. Yang utama adalah penguatan pada basis kelembagaan ekonomi. Penyuluh hebat kalau sudah bisa menghasilkan Kelembagaan Ekonomi Petani yang berhasil”. Begitu arahan Sekjen Kementan.

Prof Dedi Nursyamsi Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian menambahkan “kita menghasilkan daya saing yang tinggi dengan produkstivitas tinggi berbiaya rendah artinya Efisiensi tinggi” caranya adalah pengembangan SDM. SDM adalah pengungkit efiseinsi yang utama. “SDM yang bisa memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan Infrastruktur serta Inovasi Iptek”. SDM yang bisa mengimplementasikan inovasi teknologi. Dari penggunaan varietas unggulan, teknologi mengolah tanah, penggunaan sistem jajar legowo juga implemementasi teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga dampak OPT bisa ditekan seminimal mungkin.

Prof. Dedi menambahkan dari FGD ini kita harus bisa mengembangkan “SDM pertanian yang bisa menggunakan aplikasi untuk mengetahui suplai dan demand sehingga petani tau daerah yang kekurangan dan bisa dimasukkan supply dari daerah yang surplus”. Dan tidak hanya sampai disitu tegas Prof. Dedi “Kita ciptakan SDM yang mampu menggunakan aplikasi dari memesan jasa alsintan sampai pegolahan dan pemasaran hingga ekspor. Sekarang Penyuluh harus hebat. Kerja Cepat Tepat Efisien berdaya saing tinggi. (prb)